Minggu, 09 Oktober 2011

JAWABAN UAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR



JAWABAN UAS
MATA KULIAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR









NAMA :
 Hj. Siti Asiyah 
(Sitiasiyah66-UIA-sukabumi blogspot.com)
Nim : 5520100079

KELAS SUKABUMI
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAH JAKARTA
TAHUN 2011





ULANGAN AKHIR SEMESTER
Nama                            : Hj. Siti Asiyah
NIM                                : 5520100079                                              
Kelas                             : Sukabumi
Dosen Pengampu        : Drs. Samsudin, M.Pd


JAWABAN UAS :   
1.Pengertian sumber belajar menurut  para ahli diantaranya :
a. Menurut Association Educational Comunication and Tehnology AECT (As’ari, 2007).    Sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
b.Sumber belajar menurut AECT (Suratno, 2008), Sumber belajar meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.
c. Sudjana (Suratno, 2008), menuliskan bahwa pengertian Sumber Belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahakan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung
d. Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah segala   sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.

e. Ekowati (2001) mengatakan, memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan bentuk pembelajaran yang berfihak pada pembelajaran melalui penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating) antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui kegiatan proyek

- Dari pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sumber   belajar  adalah segala   sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang baik berupa data , orang, wujud tertentu,  fasilitas lingkungan, juga penemuan  yang dapat digunakan  dan dimanfaatkan peserta didik untuk belajar.sehingga peserta didik dalam pembelajarannya pun tidak terpaku pada satu sumber belajar saja dan bisa menggunakan model model suatu pembelajaran PAIKEM dengan menggunakan berbagai sumber belajar .

2 .Sumber belajar ( learning resources ) adalah semua sumber baik berupa data , orang ,dan wujud yang dapat di gunakan oleh peserta didik dalam belajar , baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi .
Bahan ajar adalah segala sesuatu bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru /instruktor dalam melaksanakan kegatan belajar mengajar di kelas, bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

- Jadi  perbedaan antara sumber belajar dan bahan ajar adalah sumber belajar     meliputi semua sumber termasuk yang ada di bumi  digunakan untuk kepentingan suatu pembelajaran. Contoh peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan lingkungan alam sekitar atau dinamakan pembelajaran laboratorium alam terbuka. Sedangkan bahan ajar adalah  bahan yang akan di ajarkan kepada peserta didik baik  bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis, Contoh pembuatan pedoman bagi guru dalam merencanakan pembelajaran berupa silabus dan RPP sebelum mengajar kepada peserta didik supaya dalam pemberian materi sesuai yang diharapkan.

3. Prosedur merancang sumber belajar
Secara skematik, prosedur merancang sumber belajar dapat mengikuti alur sebagai berikut:
Langkah pertama mempelajari kurikulum. Sebelum guru menetukan sumber belajar yang akan digunakan, terlebih dahulu guru harus mempelajari silabus yang terdapat di dalam kurikulum mata pelajaran. Dalam silabus tersebut telah disebutkan standar kompetensi, kompetensi dasar, pokok bahasan materi pelajaran, kegiatan belajar yang akan dilakukan dalamn rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar, alat evaluasi, sumber belajar berupa buku teks dan alokaasi waktu yang -diperlukan untuk menyelesaikan  suatu pokok bahasan.
Langkah kedua menetapkan kompetensi siswa yang hendak dicapai. Kompetensi siswa yang hendak dicapai berupa kompetensi dasar dirumuskan dalam bentuk  indikator-indikator yang dijadikan tolok ukur bagi pencapaian kompetensi dasar tersebut. Berdasar indikator-indikator ini dirumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar mengajar setelah guru menyelesaiakn pelajaran dalam satu kali atau beberapa kali pertemuan.
Langkah ketiga memilih dan menentukan materi yang akan disajikan. Setelah guru menentukan kompetensi dasar dan merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai berdasarkan indikator-indikator yang dijabarkan dari kompetensi dasar, maka langkah selanjutnya guru memilih materi pelajaran yang akan disajikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi pelajaran tersebut disusun berdarakan hierarchis tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru, dimulai dari level yang mudah sampai pada level yang sukar.
Langkah kempat, memilih dan menentukan jenis dan sumber belajar. Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut maka guru menentukan kegiatan belajar mengajar dan jenis serta sumber belajar yang akan digunakan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Langkah kelima, mengembangkan sumber belajar. Selanjutnya guru  melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan jenis dan sumber belajar yang telah ditentukan dengan menggunakan berbagai metode yang dianggap relevan dengan tujuan yang akan dicapai.
Langkah keenam. mengevaluasi sumber belajar. Evaluasi sumber belajar adalah penilaian yang dilakukan guru terhadap pelaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan  jenis dan sumber belajar yang telah ditentukan, Dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan sumber belajar itu berhasil dengan baik.




4. Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Mata Pelajaran       : Sains
Kelas  / Semester              : V / I
Pertemuan  ke                    : I
Alokasi Waktu                    : 2 X 35 menit 
Standar Kompetensi        : I. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh Manusia dan hewan
Kompetensi Dasar            :1.1  Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
                                              1.2 Mengidentifikasikan fugsi organ pernapasan misalnya ikan dan 
                                                    cacing tanah
Nilai– nilai karakter Bangsa:   -  Religius, disiplin, tanggung jawab, mandiri, tekun, dan ketelitian
 Indikator                                 : - Menyebutkan bagian tubuh yang beperan sebagai Pernapasan
                                                   - Menjelaskan proses pernapasan pada manusia dan hewan
                                                   - Mendeskripsikan alat pernapasan hewan

I.Tujuan Pembelajaran       :
  - Siswa dapat menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan
  - Siswa dapat menjelaskan proses pernapasan pada manusia dan hewan
  - Siswa dapat mendeskripsikan alat pernapasan hewan
II. Materi ajar                        :
Organ tubuh manusia dan hewan
Alat pernapasan manusia  yaitu rongga mulut,tekak, kerongkongan, paru – paru
Alat pernapasan hewan pada ikan yaitu insang. Insang pada ikan brjumlah 4 pasang. Dua pasang terletak di sebelah kanan kepala ikan , sementara 2 pasang lainnya di sebelah kiri.
Organ pernapasan cacing tanah yaitucacing tanah tidak mempunyai organ pernapasan khusus tetapi cacing tanah bernapas dengan melalui kulitnya cacing yang basah.
Didalam alat pernapasan manusia ada istilah nama diapragma, gelambir,pleura bronkus,alveolus, labiri, pundi-pundi, stgma.
III.Metode                             : -    Ceramah
-          Tanya jawab    
-          Demonstrasi
-          Latihan
-          Ekspositori
-          Penugasan
-          CTL
Model pembelajaran Numbered Heads Together
IV. Langka – langkah Kegiatan Pembelajaran
A.   Kegiatan Pendahuluan
-Guru dan siswa melakukan kegiatan religius dengan cara berdoa bersama secara  Ihklas
           -Guru mengecek  kehadiran siswa
B.   Kegiatan Inti
Eksplorasi
          - Guru menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan
          - Siswa dapat menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai alat   
             pernapasan dengan teliti dan tekun
         - Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok mendapat nomor dengan penuh 
           tanggung jawab

        - Guru memberikan tugas dan masing – masing kelompok mengerjakan

           Dengan penuh tanggung jawab
         - Guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan , studio, laboratorium 
            atau lapangan 
          Elaborasi
         - Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok 
            dapat mengerjakankannya / mengetahui jawabannya dengan teliti dan benar        
       - Guru memanggil salah satu siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja 
         sama mereka
       
       -Tanggapan dari teman lain , kemudian guru menunjuk nomor yang lain
        
       Konfirmasi
       -Guru bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
       -Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
         Penguatan dan penyimpulan

C.   Kegiatan penutup
Mengulang  proses pernapasan dan memberikan pekerjaan rumah
V. Alat / Sumber Belajar        
 -  Buku IPA BILINGUAL KLS V Hal. 3 s/d 12, KARANGAN ILMI HIKMAH DKK, PT YRAMA WIDYA
  - Alat                        : organ tubuh manusia , ikan, cacing, laboatorium alam terbuka, laptop
VI. Penilaian
  -Prosedur penilain: Post – test, pre –test
   -Jenis penilain       : lisan , Tulisan , Perbuatan
  - Bentuk penilaian : Uraian singkat
  
I. Jawablah pertanyan – pertanyaan di bawah ini ?
1. Sebutkan 3 alat pernapasan manusia
2. Jelaskan proses pernapasan pada ikan dan cacing !
3. Jelaskan istilah dari diafragma !
4. Apa fungsi batang tenggorokan ?
5. Mengapa manusia perlu bernapas ? Jelaskan !
              Kunci Jawaban
1.    Hidung, Faring, tenggorokan, paru – paru
2.    Proses pernapasan pada ikan dengan insang. Insang berjumlah 4 pasang. Dua pasang terletak di sebelah kanan kepala ikan sementara 2 pasang lainnya di sebelah kiri
Pada cacing bernapas dengan kulitnya terdapat di tempat yang lembab.
3.    Penyekat antara perut dan dada
4.    Untuk mengalirkan udara pernapasan menuju paru – paru
5.   karena manusia sangat memerlukan oksigen untuk bernapas, apalagi manusia sangat membutuhkannya udara yang bersih untuk dihirupnnya
5. Langkah yang harus dilakukan jika diangkat menjadi pemangku kebijakan bidang pendidikan:
a. Menentukan Visi dan misi pendidikan
b. Membuat Rencana Kerja jangka panjang dan jangka pendek
c. Membuat skala perioritas pencapaian rencana kerja

Senin, 03 Oktober 2011

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI DISKUSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DI SDN PAKUJAJAR CBM



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sekarang ini, memerlukan strategi baru terutama dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran guru (teacher centered) diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu memilih dan menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku dengan pembelajaran di dalam kelas, melainkan guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan motode yang variatif.
Disamping itu sesuai dengan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan), guru harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari.
Salah satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan Pakem yang memungkinkan bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan contekstual yaitu masyarakat belajar (learning commonity). Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara belajar yang disarankan dalam KTSP sebagai upaya mendekatkan aktivitas belajar siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menjadi alternatif setrategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal. Ekowati (2001) mengatakan, memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan bentuk pembelajaran yang berfihak pada pembelajaran melalui penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating) antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui kegiatan proyek. Pada pembelajaran dengan setrategi ini guru bertindak sebagai pelatih metakognitif yaitu membantu pebelajar dalam menemukan materi belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan laporan dan dalam penampilan hasil dalam bentuk presentasi.
Dari hasil pantauan penulis, selama ini para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan sekolah tidak lebih hanya digunakan sebagai tempat bermain-main siswa pada saat istirahat. Kalau tidak jam istirahat, guru lebih sering memilih mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun misalnya siswa sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas.
Seperti observasi awal yang dilakukan di SDN Pakujajar CBM guru-guru di sekolah tersebut memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya dua sampai tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dari wawancara yang dilakukan penulis, guru mengaku enggan mengajak siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah mengawasi. Selain itu ada guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok diantara para guru kelas dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Penelitian Nur Mohamad dalam Ekowati (2001) menunjukkan diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.
Bagi guru yang tingkat pengalamannya tinggi akan menjadi lebih matang dan bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah akan menambah pengetahuan. Keunggulan diskusi kelompok melalui KKG adalah keterlibatan guru bersifat holistic dan konprehensip dalam semua kegiatan. Dari segi lainnya guru dapat bertukar pendapat, memberi saran, tanggapan dan berbagai reaksi sosial dengan teman seprofesi sebagai peluang bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.




B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, serta hasil pengamatan penulis melalui observasi dilapanngan maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran guru, dan guru satu-satunya sumber belajar,selain buku paket.
2. Pembelajaran yang dikembangkan di kelas – kelas kelihatannya lebih ditekankan pada pemikiran reproduktif, menekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan
3. Dalam kegiatan  pembelajaran guru belum mampu menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.
4. Dalam proses pembelajaran guru sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,walaupun materi pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah.
5. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) belum dimanfaatkan dan dilaksanakan secara optimal.
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menggali pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) di SDN Pakujajar CBM.













BAB II
KAJIAN TEORI

A. PERAN LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN 
Perubahan perilaku pada dasarnya dipengaruhi oleh pendidikan yang ia terima sepanjang hayatnya, pendidikan ini bukan saja sebatas yang formal seperti sekolah atau kursus-kursus namun dalam arti luas artinya segala sesuatu yang diterima manusia melalui panca indera itu menjadi bagain dari pendidikan. Melihat, mendengar, merasa, dan meraba merupakan komponen penting dalam pendidikan, dan itu sangat-sangat mudah ia dapatkan dari lingkungan, baik lingkungan pendidikan formal atau non formal.
  Semenjak terlahirnya teori behaviouristik oleh Pavlov, maka sejak itu pula pemahaman bahwa perilaku manusia dipengaruhi juga oleh lingkungan menjadi dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Jadi wajar apabila Soekarno pernah berkata lantang “Berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku mengubah dunia!” ungkapan itu tampak PD memang, namun beralasan.
 Secara psikologi, memang lingkungan juga berperan penting dalam perilaku manusia khususnya sekolah, sebab dari sinilah perlakukan-perlauan yang terus menerus dan terstruktur masif diberikan kepada anak, sehingga anak diharapkan dapat merubah perilakunya sesuai yang diharapkan. Sekolah yang telah memberikan lingkungan yang menunjang bagi kesuksesan pendidikan maka sekolah itu secara langsung dan tidak langsung memberikan sentuhan perlakuan kepada anak. Lingkungan itu meliputi 1) fisik seperti bangunan, alat, sarana, dan gurunya kemudian 2) non fisik yaitu kurikulum, norma, dan pembiasaan nilai-nilai kehidupan yang terlaksana di sekolah itu.
  Namun ingat, lingkungan memang berperan tetapi faktor genital juga memberikan pengaruh, setidaknya pada bakat.  Tentang bakat, banyak orang yang sukses terkadang disebabkan oleh faktor bakat  meski 1% dan yang lain itu adalah kerja keras begitu Saichiro Honda mengatakan, namun jelas bakat sangat berperan juga.
1.    Lingkungan Pekarangan Sekolah yang Nyaman
Bagi para siswa, tentunya kegiatan belajar mengajar memerlukan lingkungan pekarangan sekolah yang nyaman, bersih, dan cukup pepohonan. Tidak itu saja, bagi para siswa lingkungan dengan taman bermain yang tercukupi akan membuat tumbuh kembang anak menjadi baik dan menyenangkan. Hal ini juga sesuai dengan dasar-dasar pendidikan yang memang dibutuhkan oleh siswa. Bukankah lebih baik bermain-main sambil belajar, daripada belajar sambil main-main?
2. Apa saja syarat-syarat lingkungan sekolah yang nyaman?
a. Lapangan bermain
Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan dengan ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel pagi, dan kegiatan perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang luas.


b. Pepohonan rindang
Semakin pesatnya pertumbuhan sebuah daerah menyebabkan pepohonan rindang habis ditebangi untuk dijadikan bangunan, terlebih jika harga tanah ikut melonjak naik. Inilah yang menjadikan jumlah oksigen berkurang. Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat, padahal nutrisi yang kita makan sehari-hari disampaikan oleh darah ke seluruh tubuh kita. Karena itulah dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan pekarangan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah.
c. Sistem sanitasi dan sumur resapan air
Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan layak untuk ditinggali. Dengan sistem sanitasi yang bersih, maka seluruh warga sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. Selain itu diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak menjadi genangan air yang dapat menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau bahkan membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk.
d. Tempat pembuangan sampah
Sampah adalah salah satu musuh utama yang mempengaruhi kemajuan suatu peradaban. Semakin bersih suatu tempat, maka semakin beradab pula orang-orang di tempat itu. Terbukti dari kesadaran penduduk-penduduk di negara maju yang sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dalam masalah sampah di sekolah, perlunya ditumbuhkan kesadaran bagi seluruh warga sekolah untuk turut menjaga lingkungan. Caranya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan sampah berupa tong-tong sampah dan tempat pengumpulan sampah akhir di sekolah, dan memberikan contoh kepada siswa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya.
e. Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung
Adanya kasus di beberapa daerah, misalnya lingkungan sekolah yang dekat dengan pabrik yang bising dan berpolusi udara, atau lingkungan sekolah yang berada di pinggir jalan raya yang selalu padat, atau bahkan lingkungan sekolah yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau sungai yang tercemar sampah sehingga menimbulkan ketidaknyamanan akibat bau-bau tak sedap. Kasus-kasus tersebut adalah kasus yang perlu penanganan langsung dan serius dari pemerintah. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti itu akan dapat menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau bahkan penurunan kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut. Karena itulah sudah saatnya pemerintah memperhatikan generasi penerusnya ini, karena beberapa kasus terjadi malah diakibatkan pemerintah itu sendiri. Contohnya, sebuah sekolah yang sudah berada di lingkungan yang mendukung, tapi tiba-tiba harus merasakan imbas dari pembangunan proyek di sekitar sekolah itu akibat pemerintah yang tidak mengindahkan sistem tata kota yang sudah ada.
f. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat
Banyak sekali adanya kasus tentang bangunan sekolah yang roboh di Indonesia. Entah itu karena bangunannya sudah tua, ataupun bangunan baru yang dibangun dengan asal-asalan. Ini juga adalah kewajiban pemerintah untuk mengatasinya. Karena bangunan sekolah sudah semestinya dibangun dengan kokoh dan memiliki syarat-syarat bangunan yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan luas masing-masing ruang kelas yang ideal.
Mungkin banyak sekali  syarat-syarat lingkungan sekolah yang nyaman, tapi keenam poin di atas sudah cukup untuk menjadikan suasana belajar dan mengajar yang menyenangkan bagi siswa dan gurunya.
B. Konsep Sumber Belajar
1. Apa sumber belajar itu?
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud  yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
2. Apa fungsi sumber belajar?
Sumber belajar memiliki fungsi :
1.    Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2.    Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
3.    Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4.    Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5.    Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6.    Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa
3. Ada berapa jenis sumber belajar?
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
1.    Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen system Intruksional untuk memberikan fasiltas belajar yang terarah, menyeluruh, dan bersifat formal .
2.    Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran
Dari kedua jenis sumber belajar diatas maka sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
4. Apa kriteria memilih sumber belajar?
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
5. Bagaimana memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar.
Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka.
Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan kedalam kelas, seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
6. Bagaimana prosedur merancang sumber belajar?
Secara skematik, prosedur merancang sumber belajar dapat mengikuti alur sebagai berikut:
G. Bagaimana mengoptimalkan sumber belajar?
Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi sumber belajar yang sangat berharga. Demikian pula, dalam memanfaatkan sumber lingkungan sebagai sumber belajar tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal,pergunakan lingkungan yang ada atau yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat  dijadikan sebagai sumber belajar yang dapat menyenangkan dan dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali tidak dimanfaatkan malahan tidak terpeliharasehingga lahan tak ada manfaatnya dan tidak , padahal lahan itu kalau digunakan didesain sebaik mungkin dapat menjadi sumber belajar berharg bagi dunia pendidikan khususnya.
Belakangan ini di sekolah-sekolah juga  mulai dikembangkan bentuk pembelajaran dengan menggunakan internet, sehingga siswa “dipaksa” untuk menyewa internet –yang memang ukuran Indonesia pada umumnya-, masih dianggap relatif mahal. Kenapa tidak disediakan dan dikelola saja oleh masing-masing sekolah? Mungkin dengan cara difasilitasi oleh sekolah hasilnya akan jauh lebih efektif dan efisien, dibandingkan harus melalui rental ke WarNet. Bukankah sekarang ini sudah tersedia paket-paket hemat untuk berinternet yang disediakan para provider?

C. METODE DISKUSI
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran.
Banyak masalah yang terjadi di lingkungan murid yang memerlukan pembahasan oleh lebih dari seorang saja, yakni terutama masalah-masalah yang memerlukan kerjasama dan musyawarah.
Jika demikian musyawarah atau diskusi jalan pemecahan yang memberi kemungkinan mendapatkan penyelesaian yang terbaik.
Metode diskusi adalah metode mengemukakan pendapat dalam musyawarah untuk mufakat. Dengan demikian inti dari pengertian diskusi adalah meeting of minds.
Didalam memecahkan masalah diperlukan bermacam-macam jawaban. Dari jawaban tersebut dipilihkan satu jawaban yang lebih logis dan lebih tepat dan mempunyai argumentasi yang kuat, yang menolak jawaban yang mepunyai argumentasi lemah.  Memang dalam diskusi untuk memperoleh pertemuan pendapat diperlukan pembahasan yang didukung oleh argumentasi, argumentasi kontra argumentasi.

D.Standar Pengembangan Kelompok Kerja Guru (KKG)
Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mempersyaratkan guru untuk: (i) memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4;, (ii); memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (iii) memiliki sertifikat pendidik. Dengan berlakunya Undang-undang ini diharapkan memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya melalui pelatihan, penulisan karya ilmiah, pertemuan di Kelompok Kerja Guru (KKG), Dengan demikian KGMP memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan profesional guru.

Tujuan dilaksanakannya Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah :
1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber belajar.
2. Memberi kesempatan kepada anggota Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengadopsi pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih professional bagi peserta Kelompok Guru Mata Pelajaran (KGMP).
4. Memberdayakan dan membantu anggota Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah.
5. Mengubah budaya kerja anggota Kelompok Kerja Guru (KKG) (meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme di tingkat KGMP.
6. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik.
7. Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan di tingkat Kelompok Kerja Guru (KKG)


































BAB III
PEMBAHASAN

Sebagaimana telah dijelaskan dalam kajian teori, sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud  yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
Lingkungan sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka.

Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan kedalam kelas, seperti : membawa anak keluar dari kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
Dalam rangka memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber belajar, maka perlu dilakukan diskusi antara Kelompok Kerja Guru untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.






















BAB IV
KESIMPULAN

Prestasi belajar di sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh bagaimana anak-anak giat belajar dan dapat memahami pelajaran di sekolah, tapi juga kondisi lingkungan sekolahnya yang mendukung. Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih dapat mendukung  tumbuh kembang anak secara optimal, anak-anak menjadi lebih sehat dan dapat berpikir secara jernih, sehingga dapat menjadi anak-anak yang cerdas dan kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan kedalam kelas, seperti : membawa anak keluar dari kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
Dalam rangka memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber belajar tersebut, maka perlu dilakukan diskusi antara Kelompok Kerja Guru untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.












DAFTAR PUSTAKA
1.    Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.2008. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Materi Diklat Calon Pengawas Sekolah/Pengawas Sekolah. Jakarta.
2.    BPTP Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, (2004), Pengantar Model Pemelajaran, http://www.bptdisdik-jabar.go.id.
3.    Depdiknas, (2003), Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Depdiknas Ditjen Dikdasmen.
4.    Depdiknas, (2005), Paket Pelatihan Lanjutan untuk Sekolah dan Masyarakat (Paket Pelatihan CLCC UNICEF - UNESCO), Jakarta: Depdiknas Ditjen Dikdasmen.
5.    Depdiknas, (2003), Pembelajaran yang Efektif, Puskur Balitbang Depdiknas Ditjen Dikdasmen.